Senin, 10 Agustus 2015

Disitulah Namaku Disebut

Kubuka pintu rumah
Malam ini.
Hawa dingin terasa
Kulangkahkan kakiku
Menuju teras depan.
Kutatap langit diatas sana
Bulan dan bintang
Nampak bersahabat.
Fikirku dalam lamunan.
Begitu bodohnya aku
Kalau sampai tangan ini
menumpahkan darah
untuk kematianmu.
Kuhela nafas yang panjang
Kubakar jantungku dengan api.
Tidak kataku...
Aku akan menyusun mantra-mantra
Untuk membunuhmu.
Carilah tempat berlindung.
Biar dibawah kolong langit.
Mantra-mantra ini akan
memburumu.
Seperti tikus bodoh
Aku melemparmu
Dalam mulut harimau
Yang kelaparan.
Disitulah namaku disebut
Serpihan Serbuk Jiwa
Yang mengutukku.