Dingin malam menjelma.
Hening suasana hati
Menyentuh lara.
Meronta berteriak.
Keinginan untuk bebas dari belenggu.
Patahkan semua ikatan
Yang merantai kedua tangan
Dan kedua kaki.
Lewat sudah tujuh malam.
Ketika kesadaran tak lagi normal.
Melawan halusinasi.
Tanpa makan dan tanpa minum.
Dalam ruangan kosong.
Dibalik jeruji besi.
Ketika engkau menganggapku gila.
Kesalahan siapa ini...?
Sebenarnya aku atau kamu yang gila...?
Kutunjukan kelebihanku padamu
Kuhentikan waktu
Kubawa engkau ke masa lalu
Kuajarkan ilmu-ilmu rahasia.
Kemudian ketika kubunuh pacarmu.
Kemarahanmu membuatmu lupa.
Tentang siapa aku.
Memenjarakanku di Sudut gelap
Rumah sakit Jiwa.
Bukankah aku sudah memberimu alasan
Bahwa dia yang kubunuh adalah
Aku Karma.
Hening suasana hati
Menyentuh lara.
Meronta berteriak.
Keinginan untuk bebas dari belenggu.
Patahkan semua ikatan
Yang merantai kedua tangan
Dan kedua kaki.
Lewat sudah tujuh malam.
Ketika kesadaran tak lagi normal.
Melawan halusinasi.
Tanpa makan dan tanpa minum.
Dalam ruangan kosong.
Dibalik jeruji besi.
Ketika engkau menganggapku gila.
Kesalahan siapa ini...?
Sebenarnya aku atau kamu yang gila...?
Kutunjukan kelebihanku padamu
Kuhentikan waktu
Kubawa engkau ke masa lalu
Kuajarkan ilmu-ilmu rahasia.
Kemudian ketika kubunuh pacarmu.
Kemarahanmu membuatmu lupa.
Tentang siapa aku.
Memenjarakanku di Sudut gelap
Rumah sakit Jiwa.
Bukankah aku sudah memberimu alasan
Bahwa dia yang kubunuh adalah
Aku Karma.