Jumat, 18 Mei 2012

SERPIHAN SERBUK JIWA (Part III)



Pejamkan Mata
DENGARLAH,...............
Aku ada disampingmu.
Memapah bayangan
Hingga larut malam
Sampai engkau tertidur.



HATI YANG BERKACA

Waktu berputar
dan inilah aku
orang yang sama
kini telah kembali.

Untuk mengambil
harta warisan
yang diambil dari tanganku.

Sepulangku menembus
Hati yang berkaca.
Kubawa serta
tulang rusukku.

Telah kupilih dia
untuk membunuhmu
dan hamburkan
otak-otakmu
serta mengambil kembali
harta warisanku.


ENGKAU MEMANGGIL

Saat hatiku menangis
aku sedang menyembuhkan
luka jiwaku.

Kesendirian memaku
sangat dalam dan tajam
Terdiam,
Sambil menahan sakit.
AKU MENCOBA TEGAR.

Didalam rumah
tergores api sumbu dian
lalu teranglah sudah
apa putusan hati.

Meskipun engkau memanggil
dengan suara merdu
dan nyaring.


TERSESAT

Aku berfikir tentang hidupku
saat dilahirkan
sampai sebesar ini.

Aku telah dimanipulasi
dengan suara-suara yang jelas
Bahwa,
Aku tak lebih
dari sebuah boneka
yang dimainkan oleh
Seorang nenek sihir.

Tak ada
kekuatan mampu
membawaku keluar.
Yang ada hanya
lebih dalam tersesat
masuk kedalam lubang yang bukan lubangku.


PENGHUJUNG TAHUN

Merintih tangisku
pada malam.
Saat hujan pertama tiba.

Sampai dimana kasihku...!
Sampai dimana cintaku...!
Sampai dimana sayangku...!
Dalam hidup pengorbanan.

Begitu berat beban hari-hari
diwaktu yang sama.
Berdoalah untukku.
Wahai Naluri......
Berdoalah untukku.
Wahai Harapan....
Berdoalah untukku.
Wahai Air Mata....

Disampingku,...........
Disisihku,...............
Didekatku,..............
agar aku lupa akan sengsara.