Aku diatas mega-mega.
dan sekumpulan awan
mengitariku.
Aku betul-betul menikmati ini.
Dunia yang penuh canda dan tawa.
Yang ada hanya kebahagian
riang gembira di antara kerumunan.
Tapi ternyata semua itu hanya ilusi.
Senangku hanya sebentar
tawaku cuma sekejap.
Setelah lepas tengah malam
Ketika kenyataan memakuku.
Menampar pipiku dengan keras.
Aku mulai tersadar.
Bahwa Aku Nyaris Sendiri.
Gelisahkan memang
setiap malam-malamku.
Aku terpenjara dalam sepi.
Seperti seekor ayam.
engkau memeliharaku.
memberiku makan
memandikanku ketika pagi.
membukakan kandangku
mengijinkanku bermain dengan
ayam-ayam yang lain.
Ketika sore tiba engkau mencariku
mengembalikanku ke kandang.
Begitu seterusnya...
sampai aku tumbuh besar
kemudian...
Engkau mengasah pisau
membunuhku dan memakanku.
dan sekumpulan awan
mengitariku.
Aku betul-betul menikmati ini.
Dunia yang penuh canda dan tawa.
Yang ada hanya kebahagian
riang gembira di antara kerumunan.
Tapi ternyata semua itu hanya ilusi.
Senangku hanya sebentar
tawaku cuma sekejap.
Setelah lepas tengah malam
Ketika kenyataan memakuku.
Menampar pipiku dengan keras.
Aku mulai tersadar.
Bahwa Aku Nyaris Sendiri.
Gelisahkan memang
setiap malam-malamku.
Aku terpenjara dalam sepi.
Seperti seekor ayam.
engkau memeliharaku.
memberiku makan
memandikanku ketika pagi.
membukakan kandangku
mengijinkanku bermain dengan
ayam-ayam yang lain.
Ketika sore tiba engkau mencariku
mengembalikanku ke kandang.
Begitu seterusnya...
sampai aku tumbuh besar
kemudian...
Engkau mengasah pisau
membunuhku dan memakanku.