PENDEKAR TROJAN EMAS
Chapter 18
LANGIT RUNTUH
Kuarahkan mataku di dinding
Tempat aku menaruh pedangku.
Kulihat kecil bumi ini
di usiaku yang sedikit
menjalani waktu.
Kuingat masa suramku
Ketika pedang itu kucabut
Dari sarungnya.
Dan bagaimana aku menyesali
Puluhan orang yang aku bunuh.
Sampai detik ini
Susahku lewati malam.
Otakku mengalami halusinasi
Suara tangisan di telinga kiri
Yang enggan pergi.
Berharap ini hanya sekedar mimpi.
Sesalku dengan apa yang
Telah terjadi.
Dipersembunyianku
Ditengah hutan belantara ini
Tidak cukup satu, dua atau tiga tahun
Melawan bisikmu.
Setelah sepuluh tahun terlewati
Aku bangun dari pertapaanku
Ku kubur pedangku.
Kurapikan badanku.
Aku kembali...
Dengan peluh yang jatuh
Turun di tangan kananku.
Dan darah ditangan kiriku.
Api diatas kepalaku.
Puluhan orang yang aku bunuh
Tak akan bisa menyelamatkan
Cintaku padamu.
(Kemudian ratusan panah itu
Menembus tubuh Pangeran Jambu)
Tersangkut di dinding Aula kota Yerusalem.
Begitu miris dan sangat menyedihkanya keadaan Pangeran Jambu.
Orange dan Apple masih dilantai dasar dengan prajurit bayangan
Menghabisi para prajurit Kerajaan Mahoni.
Langit menjadi mendung.
Hujan deraspun mulai turun.
Kata Apple:
Orange sampai kapan kita akan bertarung seperti ini.
Lihatlah keatas.
Lubang hitam dimana Prajurit Iblis Api itu turun dan mendarat
Tidak tertutup.
Mrekapun terus berdatangan.
Cari jalan keluar Orange bagaimana
Kita menutupnya.
Iya Apple akan kupikirkan.
Kata: Orange.
Apple pun dengan sisa-sisa tenaganya ditemani Tombak gigi retaknya. Tak henti-hentinya
Mengeluarkan bermacam-macam jurus andalan.
Teriak Apple
Senapan Raja Keji
Sinar Gigi Api retak.
Kemudian Orange mengeluarkan
Jurus andalanya.
Kali ini tubuh orange
Mengalami perubahan.
Sinar terang muncul dari tubuhnya.
Menyilaukan mata.
Kemudian tumbuh dua sayap
Di punggungnya.
Dan di jidatnya sperti ada lambang bulan dan bintang.
Sambil mengangkat tongkat
Cinta yang terlupakan
Ditanganya...
Orange berteriak.
Langit Runtuh...!!!