Kuambil kertas warna merah
diatas meja harapan.
Agar dapat kutulis
kisahmu dalam angan.
Kutanya cinta
apakah aku masih milikmu...???
Ketika waktu mengiring
kepergianmu.
Meninggalkanku terbunuh
Oleh kesendirian.
Kejamnya hati ketika cinta
Tak harus memiliki.
Kurelakan jiwaku
gentayangan dimalam hari
agar aku dapat melupakanmu.
Kisah tak seharusnya
Berakhir begini.
Matamu seakan bicara.
Engkaulah milikku.
Tangis dan canda tawamu
Adalah bagian hidupku.
Memberiku arti makna hidup.
Hujan mengering
Matahari membanjiri.
Hari-hari begitu berat
Kujalani tanpamu.
Lihatlah aku kini...
Dipojok kamar mandi
Berlumuran darah dengan
Urat nadiku terpotong.
Aku menulis kata dengan
Darahku dilantai.
PUTRI...
SAMPAI MATIPUN
AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU
diatas meja harapan.
Agar dapat kutulis
kisahmu dalam angan.
Kutanya cinta
apakah aku masih milikmu...???
Ketika waktu mengiring
kepergianmu.
Meninggalkanku terbunuh
Oleh kesendirian.
Kejamnya hati ketika cinta
Tak harus memiliki.
Kurelakan jiwaku
gentayangan dimalam hari
agar aku dapat melupakanmu.
Kisah tak seharusnya
Berakhir begini.
Matamu seakan bicara.
Engkaulah milikku.
Tangis dan canda tawamu
Adalah bagian hidupku.
Memberiku arti makna hidup.
Hujan mengering
Matahari membanjiri.
Hari-hari begitu berat
Kujalani tanpamu.
Lihatlah aku kini...
Dipojok kamar mandi
Berlumuran darah dengan
Urat nadiku terpotong.
Aku menulis kata dengan
Darahku dilantai.
PUTRI...
SAMPAI MATIPUN
AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU