Pusaka-pusakan Keraton Yogyakarta
ARJANATI, KANJENG KYAI, salah satu tombak pusaka Pura Pakualaman, Yogyakarta. Bentuknya tidak biasa termasuk Kalawija, bilah lurus, pipih dan dibagian pangkal seolah digigit moncong Naga bersayap. Sayap naga tersebut dua susun, depan dan belakang dan masing masing susun memiliki lima bulu. Tombak ini tergolong nom-noman.
BALEWISA, KANJENG KYAI, pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Parungsari, wrangka dari kayu Timoho dengan pendok bunton terbuat dari suasa. Semula milik Tumenggung Sasranegara kemudian diberikan ke anaknya Tumenggung Sasradiningrat yang menjadi menantu Sri Sultan HAMENGKU BUWONO I, keris ini kembali ke Kraton dijaman Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
BARU, KANGJENG KYAI, tombak pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur baru, semula milik Ki Sawunggaling dari Bagelen kemudian diberikan ke Pangeran Mangkubumi melawan penjajahan Belanda.
BATANG GAJAH, KANGJENG KIAI, Keris pusaka Kraton Yogyakarta berdapur Carita Luk 11, wrangkanya kayu Trembalo, pendoknya emas blimbingan rinaja warna.
BIRAWA, KANGJENG KYAI, keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Carita, luk 11. Wrangkanya terbuat dari kayu Timoho dengan pendok dari emas bertahta berlian. Semula ini punya Sultan HAMENGKU BUWONO I yang dianugrahkan ke Pangeran Hadikusuma, putranya, akhirnya setelah berganti ganti pemilik kembali lagi ke Kraton dengan harga 300 ripis.
DANUWARSA, KANGJENG KYAI, keris pusaka Kraton Yogyakarta berdapur Jalak Sangu Tumpeng, warangkanya dari kayu trembalo, pendoknya dari suasa, merupakan putran dari KKA KOPEK, buatan Empu Supo dibuat jaman HAMENGKU BUWONO V.
GADA TAPAN, KANGKENG KYAI, tombak pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Gada. Kini KK Gada Tapan dan KK Gada Wahana menjadi dua tombak pendamping pusaka KK Ageng Pleret.
GADA WAHANA, KANGJENG KYAI, puasa Kraton Jogya, berdapur Gada dengan hiasan sinarasah emas, berasal dari pemberian pendeta dari Pratiwagung pada Sri Sultan HAMENGKU BUWONO III.
GAJAH MANGLAR, KANGJENG KYAI, keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Gajah Manglar, warangka dari kayu Timoho,pendoknya dari emas bertahtakan intan berlian. Semula milik Sri Sultan HAMENGKU BUWONO I, diserahkan kepada putranya Pangeran Demang dan pada zaman Sultan HAMENGKU BUWONO V kembali ke Kraton.
GANDAWISESA, KANGJENG KYAI, keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Naga Siluman, warangka dari kayu Trembalo dan pendok bertahta rajawarna. Keris ini buatan Penembahan Mangkurat dizaman pemerintahan Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
GIRIREJO, KANGJENG KYAI, keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Carita luk 11, warangka dari kayu Timoho, pendok dari pendok slorok terbuat dari suasa, sedang seloroknya dari emas murni. Keris ini dibeli Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V dari abdi dalem bernama Bekel Wasadikara.
GUNAWISESA, KANGJENG KYAI, pusaka Keraton Yogyakarta, berdapur Carita dengan bagian ganja bertahtakan intan. Warangkanya dari kayu Timoho dengan pendok emas rajawarna. Keris ini buatan empu keraton pada jaman pemerintahan Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
GUTUK API, KANGJENG KYAI, keris pusaka keraton Yogyakarta, berdapur Jalak, warangkanya dari kayu Timaha, pendoknya jenis blewahan terbuat dari emas bertahtakan intan permata raja warna. semula milik Sri Sultan HAMENGKU BUWONO I diberikan ke Pangeran Adinegara, putranya, selanjutnya jatuh ketangan Temenggung Mertadiningrat dan dikembalikan ke keraton pada mas Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
HARJAMULYA, KANGJENG KYAI, salah satu keris pusaka Kraton Yogyakarta berdapur Cengkrong, warangka dari kayu Timoho, pendok blewahan terbuat dari emas, dengan ukiran bahan gading. Keris ini didapat Sri Sultan Hamengku Buwono II dari “Kangjeng Gubermen” sewaktu Sultan ditawan di Penang.
JAKA PRATAMA, KANGJENG KYAI, nama salah satu pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Sengkelat Luk 13, warangkanya dari kayu Timoho dengan pendok emas bertahtakan Raja Werdi. Keris ini merupakan duplikat (putran) dari KK Sengkelat yang dibuat dihalaman Kraton, tadinya milik Penembahan Mangkurat, kemudian ditarik ke Kraton dimasa Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
JAKA TUWA, KANGJENG KYAI, keris pusaka kraton Yogyakarta, berdapur Pandawa Paniwen Panji Sekar, warangka dari kayu Timoho Bosokan Kendit Putih, pendoknya blewahan terbuat dari suasa. Semula milik Adipati Purwadiningrat dari Magetan diberikan ke putrinya Kangjang Ratu Kedaton, kemudian menjadi permaisuri Sri Sultan HAMENGKU BUWONO II sehingga kerisnya juga menjadi pusaka kraton.
JIMAT, KANGJENG KYAI, salah satu Tombak Pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur KUDUP GAMBIR, dimiliki Sri Sultan HAMENGKU BUWONO I sejak masih menjadi Pangeran Mangkubumi.
KERIS PUSAKA KANGJENG KYAI AGENG JAKA PITURUN, dianggap keris jabatan Raja Yogyakarta, berdapur Jalak Dinding, wrangka kayu Timoho denganpendok Suasa dihias batu permata. KKA JAKA PITURUN selalu dipakai Pangeran Mangkubumi semasa berperang melawan Belanda.
KERIS PUSAKA KANGJENG KYAI AGENG KOPEK, keris Pusaka Kraton Yogyakarta yang dianggap PUSAKA UTAMA. Berdapur Jalak Sangu Tumpeng dengan warangka kayu Cendana wangi, pamor tidak diketahui tetapi pendoknya suasa bentuknya blewahan. KKA KOPEK dulu tanda mata Susuhunan PAKU BUWONO III kepada Pangeran Mangkubumi melalui Gubernur dan Direktur Pesisir Utara Pulau Jawa, Nicolaas Hartingh, sewaktu beliau dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 13 februari 1755. Kisahnya saat Pangeran Mangkubumi menjadi Sri Sultan HAMENGKU BUWONO I, saat itu banyak bupati kraton Surakarta ingin bergabung antara lain Mangun Oneng dari Pati, karena dicurigai akan berkhianat maka Mangkubumi memerintahkan orang menghukum mati Mangun Oneng dengan Pedang dan kemudian menjadikan pedang tersebut pusaka kraton.
KLEREK, KANGJENG KYAI, nama tombak pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Bandotan Luk 9, semula milik Prawirarana, prajurit Pangeran Mangkubumi. Prajurit ini berhasil membunuh Mayor Clereq sehingga tombaknya dinamakan Klerek dan diminta Pangeran Mangkubumi sebagai pusaka Kraton.
LAKEN MANIK, KANGJENG KYAI, keris pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Sangkelat luk 13, warangkanya dari kayu cendana, pendoknya suasa blewahan. Milik Pangeran Hadiwinata yang diberikan ke Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
LINDRI, KANGJENG KYAI, salah satu keris pusaka Kraton Yogyakarta, dapur Pasopati, Warangka dari kayu Timoho dan pendoknya emas murni bertahtakan rajawarna. Dibuat pada Pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II dan diberikan ke putrinya Kangjeng Ratu Maduretno dan kembali ke Kraton di jaman Sri Sultan Hamengku Buwono V.
MAESALENGI, KANGJENG KYAI, Pusaka kraton Yogyakarta, dapur tidak diketahui pasti, ada yang mengatakan dapur Paniwen ada yang mengatakan Sengkelat, dihias kinarasah emas permata hingga pucuk. Warangka dari kayu Trembalo dengan pendok dari emas Rajawarna, buatan Penembahan Mangkurat dimasa Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V dan merupakan putran dari keris milik Tumenggung Sastranegara, bupati Mancanegara.
MAHESA GENDARI, KANGJENG KYAI, pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur kebo Lajer, warangka dari kayu Timoho. Pendoknya dari suasa. Semula milik Adipati Danurejo yang bergelar KPH Kusumoyudo. Kemudian diserahkan ke Kraton pada masa pemerintahan Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
MANDRABAHNING, KANGJENG KYAI, keris pusaka kraton Yogyakarta, berdapur jangkung mayat, warangka Timoho dengan pendok emas, merupakan putran dari keris KK TOYATINABAN,dibuat oleh Empu Lurah Mangkudahana dijaman Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
MANGUN ONENG, KANGJENG KYAI, pedang pusaka milik Kraton Yogyakarta, berdapur lameng, dibawa selalu oleh abdi dalem wanita yang senantiasa berada dibelakang raja dalam setiap upacara besar di kraton.
MULYAKUSUMA, KANGJENG KYAI, salah satu keris pusaka Kraton Yogyakarta, dapur Pendawa Cinarita, luk 5 dengan warangka dari Cendana. Pendoknya jenis blewahan serta dari suasa. Keris ini didapat sebagai hadiah untuk Sri Sultan Hamengku Buwono II ketika ditawan di Pulau Penang.
NAGA PUSPITA, KANGJENG KYAI, pusaka kraton Yogyakarta, dapurnya tidak jelas, ada yang mengatakan berdapur Sengkelat tetapi ada yang mengatakan berdapur Naga Sastra. Warangkanya kayu Trembalo, pendok dari emas bertahta intan permata, dibuat di jaman Sri Sultan HAMENGKU BUWONO II, tempat pembuatannya di Pulo Gedong, Taman Sari. Setelah selasai diberikan pada Gusti Raden Mas Surojo yang kemudian menjadi Sri Sultan HAMENGKU BUWONO III.
NAGA RANGSANG, KANGJENG KYAI, pusaka kraton Yogyakarta, berdapur Jalak dengan Gandik Naga, keterangannya tidak jelas, mungkin dapurnya Naga Tapa, Warangkanya kayu Cendana, pendok dari emas bertahtakan permata, semula milik Sri Sunan HAMENGKU BUWONO I.
NAGA, KANGJENG KYAI, salah satu Pusaka Kraton Yogyakarta, berdapur Pasopati, pamor Kembang Pala, warangka kayu Timoho jenis bosokan, dengan pendok Emas Rajawarna. Dibuat di Tamanan Kraton, dimasa pemerintahan Sri Sunan HAMENGKU BUWONO I.
PANINGSET, KANGJENG KYAI, keris pusaka kraton Yogya, luk 13 dan berdapur Parungsari, warangka dari kayu Trembalo dengan pendok dari emas murni bertahta emas permata dikelilingi manik manik. Semula keris ini milik Pangeran Mangkukusuma yang kemudian dipersembahkan ke Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
PANJI HARJAMANIK, KANGJENG KYAI, salah satu pusaka kraton Yogya, berdapur Pendawa Paniwen walau nama ini tidak ada dalam Pakem Dapur Keris. Warangka dari kayu Timoho dengan pendok dari emas. Merupakan putran KK. JAKATUWA, dibuat oleh empu LurahMangkudahana dijaman Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V.
PANUNGKUP, KANGJENG KYAI, keris pusaka kraton Yogya, berdapur Sempana dengan luk sinarasah, warangka dari kayu Timaha, pendok emas Rajawarna, keris ini buatan Empu Lurah Supa dijaman Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V dan merupakan putranKKA Panungkup.
PENGARAB-ARAB, KANGJENG KYAI, nama salah satu pedang pusaka kraton Yogyakarta. Berdapur Lameng, digunakan khusus untuk menghukum mati yang dilakukan oleh petugas disebut Abdidalem Singoranu.
PLERET, KANGJENG KYAI, Pusaka kraton Yogya berupa tombak serta dianggap paling tinggi kedudukannya, berdapur Pleret. Hanya Raja atau Pangeran Sepuh yang diijinkan mencuci atau menjamah tombak ini.
PRAMBANAN. PAMOR, batu meteor yang jatuh didaerah Prambanan pertengahan abad 18, terdiri atas dua bagian, meteor pertama diambil atas perintah Sri Paku Buwono III tanggal 13 februari 1784 dan kedua lebih besar lagi diambil atas perintah PAKU BUWONO IV pada tanggal 12 februari 1797. setelah sampai di keraton Surakarta dinamakan Kangjeng Kyai Pamor dan dipakai sebagai cadangan pembuat pamor keris/tombak.
PULANGGENI, KANGJENG KYAI, keris pusaka kraton Yogya berdapur Tilam Upih, warangkanya Kayu Trembalo, pendok dari emas dihias rinaja werdi. Dibeli Sri Sultan HAMENGKU BUWONO V dari mranggi bernama Mas Darmapanembung.