Sabtu, 04 Agustus 2012

Serpihan Serbuk Jiwa Dan Nuansa Cinta Gemerlap Hiasan Dunia

Langit membelah kesunyian sore yang panjang
Debu jalanan membasuhi muka dengan tawakur.
Sesampaiku dalam perjalananku menempuh waktu denganmu
wahai..............
nuansa cinta gemerlap hiasan dunia.
Hatimu telah menjadi beku
hatimu telah mulai mengeras
seperti engkau menguasai nyawa disamping Tuhanmu.
Mereka mengandalkanmu
mereka menaruh harap agar kesejahteraan mampu menopang
segala beban dunia.
Kaubutakan matamu dengan kekuasaan
sehingga engkau lupa bahwa engkau hanyalah manusia biasa.
Dimana kautaruh hatimu..........???
Dimana kautaruh perasaanmu.............???
Saat kepuasan diberikanya padamu
saat kesenangan dunia ada ditelapak tanganmu
engkau membabi buta.
Seperti hidup ini terbuat dari uang, makanan dan pakaian.
Bagimu engkau sendiri adalah harapan bagi kaummu
padahal engkau sendiri seperti perampok yang menelanjangi air mata.
Sadarlah engkau.....................
wahai
NUANSA CINTA GEMERLAP HIASAN DUNIA
Semua diberikanya padamu
agar engkau memperjuangkan kepunyaanmu bagi kaummu
yang tertindas dan tidak mendapat keadilan.
Tapi engkau telah tersesat.
Maka.......................
Saat waktunya akan tiba dimana awan akan menjadi hitam
dan gemuruh hujan akan datang
kesunyian itu menjadi belenggu.
Disitu engkau akan melihat bahwa semuanya sudah terlambat
dan semuanya akan dirampas dari tanganmu.