Senin, 28 Mei 2012

SERPIHAN SERBUK JIWA (Part V)



SERPIHAN SERBUK JIWA
aku atau pribadi yang lain.
Surgaku begitu jauh
neraca ditimbangpun belum tentu
dapat membawaku kesana.


CINTA MEMANG UNTUKKU

Siapakah dia,............?
yang mampu
merajut prasasti cinta
menjadi kepingan utuh
sebagai kado yang indah.

Lihatlah,...........!!!
Kutanam ratusan
pohon diladang
yang penuh dengan
kata-kata cinta
agar kutemukan
sisa-sisa kasih
Adam dan Hawa.

Setan dalam hatiku
mempertanyakan perbedaan
sedangkan Malaikat dalam jiwaku
tidak memberi ruang
untuk perbedaan.

Yakinkan aku............
Dengan perhatian, kasih, sayang
yang engkau beri
Bahwa.................
"CINTA MEMANG UNTUKKU"


CINTA ITU ADA

Himpunan hati
menjumlah ucapan kata cinta
di dalam tidurnya
di dalam mimpinya
tak ada ruang kosong
untuk sendiri.

Banyak kisah tertuang
membasahi pelataran
rumah kenangan
Dingin...................
Teman ribuan cerita.

Pejamkan matamu
akan kunyanyikan
lagu kesukaanmu.
Walau jauh terbentang
jarak dan waktu
tak akan pisahkan kita.

Karena dirimu
adalah salah satu
arti kata
Bahwa............
"CINTA ITU ADA"


FIN

Aku terpuruk
dikesunyian
Dalam hening
Dalam dingin
Hujan hari ini.

Langkahku kelu dan kaku
meninggalkan sejarah
tentang diriku disana.

Kini aku telah tiada
hanya bayangan
yang tinggal dan
kenangan yang
kubawa.

Ini mungkin jalan
terbaik untuk cinta.
Saat keberadaanku
tidak diakui.
Maka kepergianku
akan abadi dan dikenang.
Salamku
SERPIHAN SERBUK JIWA
(SESEJI)

SERPIHAN SERBUK JIWA (PART IV)



Diatas gedung yang tinggi
disinar sejuk hangat mentari
BILA KEANEHAN ITU MUNCUL.
Kedatangannya.....
Pasti semua bukan dariku
melainkan belas kasih
seorang pujaan hati.




MAWAR DALAM JERAT REMBULAN


Disini..........
di jantung rembulan
terpancar sosok bayangan.
Seputih lembaran...........
ramai menghias buku
bait demi bait.


Malu.......
tuk ungkapkan
isi dari serpihan karangan
yang menyobek begitu dalam
tertanam...........
lenyap dipalung hati.
Sendiri........
tertahan rasa ini.


Siluman jiwa
membentuk berlapis-lapis boneka.
Bentuk wajah
yang mirip mawar.
Sungguh........
merampas tidur rembulan.


Ujung keluh
menindas rasa
hanya untuk menepis
sebuah nama.


Tarikan lidah
tak sanggup memintal.
Meratap sadari
Berartinya....
Mawar dalam jerat rembulan.




SEGALA TENTANG CINTA


Berapa lama lagi
harus tertahan
rasa yang dulu pernah ada
singgah ditepian hati.


3,4 atau 5 tahunkah.....?
Merintih tangisnya
mengoyak waktu untuk bercumbu
sendiri berteman mimpi dan bayangan.


Sungguh....
kejam yang dilakukan cinta.
Diam mengucap
sejauh mulut mampu bertutur.


Cinta membelenggu
kalbu di jiwa
mengirim pujangga
mengukir kata
tentang kiasan kata indah.


Ujarnya.....
"Kaukah itu........?
yang mengusik tidur
di setiap malamku
AKU MEMBUTUHKANMU
sebagai obat tidurku.
Hanya engkaulah
yang bisa sembuhkanku.
Padamu......
Aku bertahan".




CINTA INGIN BERTEMU


Kemana kasihku pergi
dan kapan dia akan kembali.
Begitu ingin cinta bertemu
didalam hening hari-hari
menepis kerinduan akan kenangan
yang kita jalin bersama.


Kesetiaan ini menuntut
gambaran wajah untuk datang
didepan pesona mata manja.
Agar kisah selalu tetap ada
menemani kesunyian
yang telah
dihuni oleh rasa sepi.




JANGAN TINGGALKANKU


Melembut batin jiwa
meskipun berat
denganmu............
Kutemukan hati
yang terisi lelap
dipenghitung hari.


Bisikku.........
Pada hati yang
memanggil namamu
"JANGAN TINGGALKANKU"
Aku masih
ingin bersamamu
sekarang dan
untuk selamanya.


Beri aku.......
Satu kesempatan
untuk mengulang kembali
kenangan indah denganmu.
Karena hanya engkaulah wanita
yang sanggup memberi
Makna arti mencintai.

Jumat, 18 Mei 2012

SERPIHAN SERBUK JIWA (Part III)



Pejamkan Mata
DENGARLAH,...............
Aku ada disampingmu.
Memapah bayangan
Hingga larut malam
Sampai engkau tertidur.



HATI YANG BERKACA

Waktu berputar
dan inilah aku
orang yang sama
kini telah kembali.

Untuk mengambil
harta warisan
yang diambil dari tanganku.

Sepulangku menembus
Hati yang berkaca.
Kubawa serta
tulang rusukku.

Telah kupilih dia
untuk membunuhmu
dan hamburkan
otak-otakmu
serta mengambil kembali
harta warisanku.


ENGKAU MEMANGGIL

Saat hatiku menangis
aku sedang menyembuhkan
luka jiwaku.

Kesendirian memaku
sangat dalam dan tajam
Terdiam,
Sambil menahan sakit.
AKU MENCOBA TEGAR.

Didalam rumah
tergores api sumbu dian
lalu teranglah sudah
apa putusan hati.

Meskipun engkau memanggil
dengan suara merdu
dan nyaring.


TERSESAT

Aku berfikir tentang hidupku
saat dilahirkan
sampai sebesar ini.

Aku telah dimanipulasi
dengan suara-suara yang jelas
Bahwa,
Aku tak lebih
dari sebuah boneka
yang dimainkan oleh
Seorang nenek sihir.

Tak ada
kekuatan mampu
membawaku keluar.
Yang ada hanya
lebih dalam tersesat
masuk kedalam lubang yang bukan lubangku.


PENGHUJUNG TAHUN

Merintih tangisku
pada malam.
Saat hujan pertama tiba.

Sampai dimana kasihku...!
Sampai dimana cintaku...!
Sampai dimana sayangku...!
Dalam hidup pengorbanan.

Begitu berat beban hari-hari
diwaktu yang sama.
Berdoalah untukku.
Wahai Naluri......
Berdoalah untukku.
Wahai Harapan....
Berdoalah untukku.
Wahai Air Mata....

Disampingku,...........
Disisihku,...............
Didekatku,..............
agar aku lupa akan sengsara.

SERPIHAN SERBUK JIWA (Part II)



SEPERTI,..........
hati seorang wanita
YANG SEDANG MENATAP,..........
laki-laki,...............................
bermain-main
dengan dunianya.





TENTANG BULAN DI AKHIR MARET

Berikan padaku
segala isi tentang duniaku.
Biar kucatat
waktu yang menulis sejarah
sehingga jelas
apa hati ingin
penuhi.

Sepanjang jalan kuangkat
meski ditikam keringat
Langkah,
tak pernah mengenal lelah.

Seperti,
rambut menuai
musim kematian
di hari tua
kesetiaan,
tak pernah jera.

Kembali,
kuratapi diriku disini
akan datang
dan,
tak kunjung bertepi.


JIWAKU TERTIDUR DALAM LAMUNAN SEMALAM

Aku terkapar
dan mulai menangis
Cinta bagiku
hanyalah beban
yang harus dipikul untuk kesetiaan.

Kepergiannya menggores
luka yang dalam
Disinilah aku akan
mengakhiri hidupku.

Semuanya hanyalah
lembaran kosong
dengan balutan
tinta hitam tanpa warna.

Seperti binatang lemah
yang diburu harimau
aku tertekan dan siap mati.

Jiwaku tertidur dalam lamunan semalam
dihembus lembut bintang khatulistiwa
didalam dekap naunganya
aku terdiam tanpa bisa
berbuat apa-apa.


SESEJI DAN MATAHARI

Dulu aku pernah bertanya kepada Matahari.
Kenapa sinarmu begitu
panas diwaktu siang dan hangat
diwaktu pagi...?
Hai Matahari.

Mengapa,
engkau mudah berubah...?
Entahlah,
Aku sendiri 
hanya melaksanakan
tugas dan kewajibanku
sebagai Matahari.

Lalu,
Bagaimana denganmu
Hai,
Serpihan Serbuk Jiwa...?

Sayang sekali
inilah perbedaan diantara kita.

Tidakkah engkau mengerti
Aku tetaplah menjadi aku
tak ada perputaran
Karena,
Bayangan Matahari.


SAMPAI KEPENGHUJUNG MALAM

Aku terdiam sambil memandang
sampai kepenghujung malam.
Jiwaku berhenti berbisik
hatiku menganyam kata damai
yang berhenti mengatup.

Banyak waktu terbuang.
Kurendahkan diriku
kuselimuti kehormatanku
dengan kemiskinan
AKU MENCOBA KUAT.

Waktu berganti
aku terjebak masuk
kedalam dosa.
Kebodohan,...........
Akhirnya terbebas dari belenggu.


NILAI TAKARAN

Suatu gambaran
telah diperoleh
sambil duduk termenung
lewati malam yang berkaca.
Kesedihan dan penderitaan
seperti kemarau panjang.

Terlalu pahit
terlalu sakit
terlalu pedih
oleh nilai sebuah takaran.

Mata terpejam
tapi itu
tidak dapat
membendung air mata.

Karena kesedihan ini
sepenuhnya milikku.
Dan aku
(TIDAK AKAN MEMBAGINYA DENGAN SIAPAPUN)



SERPIHAN SERBUK JIWA (Part I)



Aku hanya
Serpihan, Masih banyak
SERPIHAN-SERPIHAN
yang lain,
yang setia menunggu untuk
DINOBATKAN
menjadi,
salah satu
dari begitu banyak
(SERPIHAN SERBUK JIWA)




 PERJALANAN DI BULAN MARET TAHUN 2003

Angin mana
yang telah membawa
Seorang Ratu
datang dan masuk
kedalam gubukku.

Kesederhanaan telah
membuka hatiku.
Kesadaran telah menuntunku
kepada jiwaku.

Aku telah dipersenjatai
dengan peluru-peluru tajam
yang siap menembus
kepala dan jantung kalian.

   INILAH KISAHKU

Semerbak harum bunga melati
ditanah yang penuh
dengan nama-nama kenangan.

Masa lalu jadi sepi
memburu malam
jiwa renta merayap
menggrayangi tiap lembar getaran yang tidur.

Meskipun hati masih meraba
Sosok pribadi dibalik nama
Serpihan Serbuk Jiwa.

Orang baru atau orang lama
akan dapat piala
dari hati yang memilih.

Dengarkanlah,
Sebelum kecapi mulai dimainkan
ada satu lagu penuh jawaban
mengenai petunjuk
tentang tanya
pada bintang-bintang.


 DUNIA CINTA BERKATA LAIN

Kau sayat cinta
dengan ribuan mata pisau.
Telanjangi tangis
dengan satu alasan.
Sendiri berteman mimpi
digaris batas bayang.

Racun yang kuminum
menjalar cepat
kedalam tubuhku.
Dunia cinta berkata lain.

Pedang ditanganku
menusuk jantungku sendiri
tiap tetes darah yang keluar
telah menjadi kutukan.


AKUPUN KEMBALI

Saat malam menjelang
sampai pagi datang
dan akupun masih sibuk bermain
masuk kedalam mimpi.

Saat mereka melepasku
dari ruang Ribuan Mantra itu
Belenggu pada
setiap bagian tubuhku
kini............................
Lepaslah Sudah.

Hingga akhirnya
akupun kembali
dari mesin penghitung waktu
disisi peraduan.

LENGKAPLAH SUDAH

Bila keindahan itu
telah berkaca
maka kecantikan padamu
hanya sebuah ilusi.

Bunga yang mekar ditaman
tak seharum wangi bunga
saat kita
bersama dulu.

Dalam pembaringan
jasadku mencari nyawaku
dengan langkah yang berat
semua beban
diatas pundakku
kini lengkaplah sudah.


SIAPA DIRIKU SEBENARNYA

Diantara empat
buah batu aku berdiri.
Dtengah-tengahnya
mengalun banyak nada
dari mulut yang berbicara.

Mereka bertanya
tentang sebuah kegelisahan
dimana diujungnya adalah
tiang keberadaan.

Sempat terhenti bernafas
duduk bersila
angkat kedua tangan
mulai berdoa.

Bila kebahagiaan itu
bukan milikku
lalu milik siapa...?
Jika fungsi dari diriku
telah diambil.
Maka aku hanya ingin
jawaban tentang
siapa diriku sebenarnya...?