Kamis, 26 April 2012

Kisah Terakhir I Mallombasi Daeng Mattawang (Sultan Hasanuddin)


I mallombasi daeng mattawang atau lebih dikenal dengan panggilan (Sultan Hasanuddin)
Saat menghadapi Belanda di perangnya yang terakhir beliau adalah orang yang sangat gigih membela bangsanya dari jajahan Belanda saat itu. Beliau adalah orang yang sangat berani, pantang menyerah dan pantang mundur dalam situasi apapun.
         Seminggu sebelum mengadapi Perangnya yang terakhir beliau berpesan kepada anaknya yang bernama
 I Mappasomba Daeng Nguraga Bergelar Sultan Amir Hamzah. Beliau berpesan kepada anaknya untuk menggantikan tahta sebagai Raja. Pada saat itu Sultan Hasanuddin sudah mengetahui bahwa kali ini beliau akan gagal menghadang belanda oleh penyakit yang dideritanya. Sultan Hasanuddin menceritakan Rasa sakit yang lama dibawanya saat harus melawan belanda dalam keadaan seperti ini. Tapi semangatnya untuk  melawan terus berkobar sampai beliau menerima kekalahan melawan belanda yang dibantu Arung palakka. Meskipun selama ini banyak orang tidak menyebutkan penyakit apa yang diderita Sultan Hasanuddin waktu itu. Karaeng Subuh sedang menuturkan kisahnya kepada kita semua.
             Jadi beginilah Kisahnya menurut versi Karaeng Subuh
Sultan Hasanuddin sewaktu beliau masih kecil. Hasanuddin kecil adalah anak yang berbakat, kuat dan tangguh
beliau adalah anak yang aktif serta periang. Saat masih kecil Sultan Hasanuddin pernah jatuh dari pohon Pinang dan tulang rusuk bagian kanan mengalami benturan yang cukup keras. luka ini yang membuat tulang iganya melengkung kedalam. Meskipun bekas luka ini tidak kelihatan tapi rasa sakitnya telah beliau bawa sampai beliau beranjak dewasa. Sultan Hasanuddin  tetap tegar dan kuat karena perjuangan lebih penting.
               Luka yang dideritanya ini semakin parah saat beliau mengadapi perangnya melawan belanda sebelum perangnya yang terakhir. Beliau mendapat perlawanan di benteng Somba Opu saat menghadapi belanda dan Arung Palakka. Tendangan yang diterimanya membuat beliau terjatuh dan terbentur dibagian sebelah kanan tubuhnya tepat di tulang iganya. Luka ini membuka luka lama yang dideritanya sewaktu kecil.
              Meskipun tulang iganya patah semangat yang dikorbarkan tidak pernah padam.
Beliau bangkit dan terus melawan. Hingga akhirnya Belanda dibantu Arung Palakka mundur dan menerima kekalahan. 
               Luka yang dideritanya ini cukup parah tapi beliau tidak menunjukan pada pasukannya bahwa beliau sedang terluka. Luka ini mempengaruhi Sultan Hasanuddin dalam bertempur. Beliau menjadi agak lambat dalam bertarung dan menunggang kuda.
Ada salah satu prajurit menanyakan keadaan Sultan tapi jawabanya adalah jawaban pemimpin yang sungguh luar biasa. (aku baik saja maju terus lawan belanda)
               Meskipun secara diam-diam beliau berobat untuk penyakitnya dari tabib, dukun dan lain sebagainya tapi semuanya sudah terlambat. Luka yang beliau bawa ini cukup lama dan beliau cukup kuat untuk memikul rasa sakitnya.
              Di perangnya yang terakhir  Arung Palakka dipaksa Belanda untuk memberi tahukan titik lemah Sultan Hasanuddin yang dirasa cukup aneh saat menghadapi kehebatan Sultan Hasanuddin. Meskipun beliau hanya menggunakan badik beliau cukup banyak membunuh pasukan Belanda dan pasukan Arung Palakka.
Karena rasa iri dan Hasutan belanda akhirnya Arung Palakka membocorkan rahasianya bahwa Sultan mempunyai 2 batu ajaib yaitu Merah Delima dan kulao hitam.
               Saat Sultan Hasanuddin tertangkap oleh pihak belanda diperangnya yang terakhir. Belanda mencari dan menggeledah 2 benda pusaka ini, tapi Belanda tidak pernah menemukan barang ini. 
               Jadi dimanakah benda bertuah ini?
Karaeng subuh menatap kami dengan tajam sambil tersenyum simpul,,, 
Beliau menjawab:
Benda itu ada didalam badannya, lebih tepatnya didalam kedua pundaknya yang sengaja Sultan lukai bagian itu untuk menyimpannya disebelah kiri dan disebelah kanan pundaknya.
           Tapi saat beliau wafat benda ini diambil oleh anaknya yang saat itu menggantikanya menjadi Raja.



I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla'Pangkana telah tiada.
(yang meninggal di istananya yang indah)

(Dikisahkan oleh Karaeng Subuh)
w:Serpihan Serbuk Jiwa